Profil Sangmane: Jonathan Parapak

Jonathan L. Parapak

Pernah mendengar nama beliau? Pasti ada yang pernah. Sangmane ialah bahasa Toraja yang artinya sahabat. Saya menulis profil tentang beliau karena saya sangat mengagumi beliau, jarang ada anak Toraja yang sesukses beliau, walaupun setiap orang memang punya jalannya masing-masing. Yang paling saya kagumi dari beliau ialah totalitas dalam belajar/bekerja dan beragama, selain karena beliau mempunyai tekad yang kuat. With God, Everything is Possible

Kiprahnya dalam pengembangan teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia, tak dapat dilupakan. Kebesaran PT Indosat tidak dapat dilepaskan dari sentuhan tangan dingin yang dilandasi ketajaman visi dan prediksinya ke depan. Ia, Jonathan Parapak, taruk yang bersemi dari Tana Toraja, pembelajar dan pelayan telematika Indonesia.

Sejak awal Jonathan Parapak menyadari bahwa kemajuan teknologi informasi tidak hanya mempermudah komunikasi serta mempercepat penyebaran informasi, melainkan juga memiliki nilai strategis secara ekonomis dan politis. Lancarnya komunikasi dan informasi yang tidak lagi dibatasi oleh faktor geografis, memiliki sumbangan besar dalam mempersatukan bangsa. Visi itulah yang telah memotivasi Parapak untuk bekerja tak kenal lelah mengembangkan dunia informasi dan telekomunikasi demi bangsanya.

Ia memang seorang yang rendah hati. Sebagaimana dituturkan Radius Prawiro, Jonathan Parapak adalah sosok ideal seorang intelektual sejati sekaligus pekerja profesional yang tangguh. Ia seorang pembelajar sekaligus juga seorang pelayan. Ia berusaha membelajarkan masyarakat, namun tidak kehilangan minatnya untuk senantiasa belajar. Dengan penuh semangat, ia selalu membuka diri terhadap teknologi baru. Karyanya selama lebih dari sepuluh tahun sebagai Presiden Direktur PT Indosat, diakui, bukan saja oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh dunia.

Ia telah berhasil membuktikan komitmennya sebagai seorang pembelajar dan pelayan, baik dalam kapasitasnya sebagai manajer profesional dalam dunia usaha, maupun sebagai birokrat dalam pemerintahan. Melalui berbagai seminar dan ceramah-ceramah yang diberikannya ia berusaha membentuk kader-kader bangsa dan kader-kader Gereja yang visioner serta sadar akan misi lebih luas yang diembannya. Jauh dari rasa gamang, ia menatap jauh menuju masa depan bangsa Indonesia modern yang memiliki cakrawala lebih luas. Hal tersebut tidak hanya dilakukan di kalangan profesional, melainkan juga bagi masyarakat luas.

Ia pula salah satu pemula konsep pembangunan Telematika di Indonesia, dan menjadi pimpinan berbagai kelompok yang sangat peduli dengan peran telematika dalam mewujudkan knowledge based society di Indonesia. Sebagai pelaku teknologi pada berbagai tataran, baik tingkat kebijaksanaan maupun regulasi operasi dan industri, Parapak telah memberikan berbagai gagasan segar dan baru, bagaimana memanfaatkan dan mengembangkan teknologi untuk kesejahteraan manusia. Ia telah berperan dalam reformasi sektor telekomunikasi di Indonesia. Ia juga telah membuktikan bahwa putra-putri Indonesia tidak kalah dari bangsa manapun di dunia ini dalam pengelolaan bisnis berteknologi tinggi. Parapak telah membuktikan bagaimana mengelola usaha bisnis berteknologi canggih secara profesional, bersih, dan menghasilkan kinerja yang baik.

Peran di Masyarakat
Kalau mau disebutkan satu per satu kegiatan dan peran Jonathan Parapak dalam bidang keagamaan maupun sosial, mungkin harus dibuat satu buku tersendiri (sudah ada bukunya saat ini dengan judul: Pembelajar dan Pelayan). Ia ikut aktif mendirikan lembaga pendidikan, pemberdayaan, dan pelayanan masyarakat, organisasi kemasyarakatan atau lembaga yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan Gereja.

Parapak merupakan pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Pelayanan Mahasiswa, Perkantas. Ia menjadi pemrakarsa, salah satu pendiri, bahkan menjadi Ketua Yayasan Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika. Ia pun pemrakarsa, salah satu pendiri bahkan menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Teknik Indonesia yang juga menyelenggarakan beasiswa untuk telekomunikasi dan informatika. Demikian juga pemrakarsa, pendiri dan Ketua Yayasan Penelitian dan Pengembangan Telematika dan Informatika. Ia salah satu pendiri dan Ketua Yayasan Bina Insan Pembangunan untuk beasiswa.

Di bidang kegiatan dan pelayanan Gerejani, ia juga memrakarsai beberapa yayasan, antara lain ia adalah sa1ah satu pendiri dan Ketua Yayasan Damai Sejahtera untuk Pelayanan dan Kesaksian, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pembaca Alkitab. Ia Ketua Dewan Penasihat PIKI (Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia), Ketua Dewan Penyantun STT Jakarta, Ketua Dewan Penyantun STT Rantepao (SMA Kristen Barana).

Sedangkan di berbagai lembaga kedaerahan ia selalu diminta untuk berperan maksimal, dan peran itu dia terima meskipun kesibukannya sela1u penuh. Ia selalu berusaha memegang prinsip dan pedoman hidupnya: mengabdi adalah memberikan yang terbaik. Masih banyak lembaga yang meminta partisipasi dan perannya.

Satu hal yang perlu digarisbawahi tentang Parapak, yakni kemampuannya mengatur waktu sehingga pelayanan, pertisipasi dan bahkan kepemimpinannya dalam berbagai organaisasi atau lembaga selalu maksimal. Itu sebabnya ia merasa heran kalau ada orang yang menolak pelayanan atau tugas dengan alasan sibuk. Ia memang telah membuktikan dirinya sebagai sosok yang mampu melakukan penatalayanan waktu yang diberikan Tuhan kepadanya secara bertanggung jawab.

Nathan tidak hanya berhasil menuntut ilmu di Negeri Kanguru, tapi ternyata juga akhirnya ia mempersunting gadis dari Australia. Menurut penuturannya, ia berkenalan dengan Anne Atkinson melalui persekutuan Kristen di Universitas Tasmania. Mereka bersama melayani sebagai pengurus di kampus dan dalam pelayanan lainnya.

Bibit perkenalan di Australia itu berkembang menjadi cinta. Yaitu setelah beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1970, Anne bertugas sebagai sukarelawati ke Indonesia, dan menjadi dosen sastra Inggris di Universitas Padjadjaran Bandung. Akhirnya mereka menikah 4 Desember 1971, setelah Anne merasa dapat tinggal di Indonesia. Perkawinan itu dikaruniai tiga anak, semuanya perempuan, yaitu Esther, Lise, dan Kathryn. Semua anak sudah menikah.

Parapak bangga dengan isterinya yang dapat menyesuaikan diri dengan begitu hebat. Termasuk menjadi Ketua Dharma Wanita waktu ia menjadi Dirut Indosat dan Sekjen Depparpostel karena menterinya tak punya isteri.

Latar belakangnya sebagai orang desa yang akhirnya mengarungi dunia internasional, tidak membuatnya lupa akan keakrabannya dengan alam, sesama maupun Tuhannya. Bahkan, semua pengalaman dan pemahaman itu membuatnya menjadi manusia yang berimbang. Ia mampu membangun sikap yang seimbang terhadap alam dan teknologi, terhadap sesama manusia dan terhadap Tuhan Allahnya.

Sumber: http://www.tokohindonesia.com

************************************************************************************************************************************************

Buku Pembelajar & Pelayan Karya Jonathan Parapak

Jonathan Parapak menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana Telekomunikasi di Australia dan Lemhanas di Indonesia, mendapat gelar Honorary Doctor dari Ouachita Baptist University, USA, dan University of Tasmania, Australia. Saai ini beliau diberi kepercayaan sebagai Rektor Universitas Pelita Harapan.

Pelayanannya di dunia usaha dilihatnya sebagai bagian dari ibadahnya, baik sebagai Direktur Utama P.T. Indosat, Ketua Dewan Gurbernur Organisasi Satelit Internasional, Sekjen Departemen Parpostel, maupun Komisaris Utama Kabelvision, Komisaris Lippo Karawaci, Matahari, Multipolar, Suara Pembaruan. Ia terpanggil untuk pemberdayaan dan pelayanan keluarga, pemuda-pemudi, warga gereja dan para profesional. Ia menyatakan diri sebagai pembelajar dan pelayan.

Sumber: http://www.call2all-indonesia.org

************************************************************************************************************************************************

CURICULLUM VITAE

Jonathan Parapak

Nama:
Jonathan Limbong Parapak, M.Eng.Sc

Lahir:
Rantepao, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 12 Juli 1942

Agama:
Kristen Protestan

Isteri:
Anne B. Parapak

Anak:
Esther Parapak, Lise Parapak, Kathryn Parapak

Pendidikan:
1949-1955 SD di Rantepao
1955-1958 SMP di Rantepao
1958-1961 SMA Negeri I (Teladan), Makassar (Ujung Pandang)
1962-1966 University of Tasmania, Australia (disamakan Sarjana Teknik)
1967-1968 Pasca Sarjana di Universitas Tasmania Tamat dengan gelar “Master of Engineering Science” (M.Eng.Sc).
1984 Lemhannas dengan mendapat ‘Wibawa Seroja Nugraha (peserta dengan nilai tertinggi)

Pengalaman Kerja:
1966 : Telecoms Australia sebagai “Radio Installation Engineer”
1968-1969 : Telecoms Australia sebagai Microwave System Design Engineer .
1969-1970 : IMC Engineer – PT.Indosat Jakarta
1971-1972 : Station Engineer – PT. Indosat Jakarta
1973-1975 : System Engineer – PT. Indosat Jakarta
1975-1977 : Manager Operations; Engineering PT. Indosat
1978-1980 : Director Operation; Engineering PT. Indosat
1976-1980 : Member of the Board of Directors PT. Indosat
1980-1991 : Direktur Utama PT. Indosat
1991-1999 : Komisaris Utama PT. Indosat
1991-1998 : Sekretaris Jenderal Departemen Parpostel
1998-1999 : Sekretaris Jenderal Departemen Parsenibud
1987-1991 : Komisaris Utama PT.Gratika Nusantara
1988-1991 : Komisaris PT. Lintas Arta
1985-1990 : Anggota Dewan Gubernur Intelsat mewakili ASEAN
1988-1989 : Vice Chairman Intelsat Board of Governors
1989-1990 : Chairman, Intelsat Board of Governors
1988-1992 : Chairman ITU World Plan for Asia and Oceania
1989-1991 : Member High Level Committee ITU (International Telecommunication Union)
1991-1999 : Pembina Koperasi Pegawai Dep. Parpostel
1991 : Ketua Panitia Konperensi negara-negara OKI di Bandung
1993-1999 : Komisaris Utama PT. INTI-BPIS
1995-1999 : Anggota Dewan Riset Nasional
1994-1996 : Ketua Tim Interdep dan Evaluasi KSO
1995-1998 : Ketua Tim Interdep dan Evaluasi PCN/PCS/PHS
1993-Sekarang : Ketua Yayasan Pedidikan Teknik Indonesia
1995-Sekarang : Ketua Yayasan Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi dan Informasi
1996-1997 : Chairman First World Telecommuniactions Policy Forum-ITU, Geneva
1997-1999 : Anggota MPR
1985-1995 : Dosen Lemhannas (Anggota Kelompok Kerja Sismennas Lemhannas)
1996-Sekarang : Ketua Dewan Penasehat Program S2 Telekomunikasi Universitas Indonesia

Pengabdian Lain:
1981-1991 : Pembina KORPRI Unit PT. Indosat
1992-1999 : Ketua KORPRI Dep. Parpostel/Parsenibud
1988-1992 : Ketua Umum Ikatan alumni Australia
1985-1991 : Ketua Bidang Pengembangan Ikatan Alumni Lemhannas
1986-1991 : Sekretaris Jenderal Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia
1989-1991 : Ketua Departemen Data dan Informatika Pengurus Pusat KADIN
1989-1991 : Anggota Dewan Pertimbangan KADIN
1994-Sekarang : Pembina Yayasan Kebudayaan dan Pengembangan Pariwisata Toraja dan Yayasan Pendidikan Tongkonan
1994-Sekarang : Ketua Yayasan Pendidikan Teknik Indonesia

Penghargaan:
Terpilih oleh ITT Quality Council (calon-calon dari seluruh dunia) untuk menerima Ring of Quality 1976 sebagai penghargaan (Prestasi yang sungat menonjol)
Setya Lencana Pengabdian Indosat 20 tahun, 1989
Dianugerahi Setya Lencana Pembangunan oleh Negara RI pada tahun 1985
Satya Lencana Dwidya Sistha-Lemhannas 1990
Dianugerahi Bintang Jasa Utama 17 Agsutus 1992
Penghargaan Pembina Koperasi 1996.

Alamat:
Jl. Teuku Umar 14, Menteng, Jakarta 10350

************************************************************************************************************************************************

About Mister Ade

Keluar dari zona nyaman

Posted on 10/06/2011, in Inspirasi Mereka. Bookmark the permalink. 3 Comments.

  1. Monika Oktora

    10 tahun lagi, aku bakal baca profil anak Toraja yg sukses namanya Amadeus Sanda Layuk, hehehe.. trus lanjutannya, sahabatnya (ga kalah suksesnya) yg berperan dalam mendorong kesuksesannya adalah: Monika Pury Oktora.
    mwahahahaa…
    amiin.. amiin,,

  2. Oktovianus Barung

    Kami Panitia Penthabisan Gedung Geraja Jemaat Mamuju sekirannya dapat diberikan alamat Rumah Bapak J.L Parapak

Leave a comment